Iman Kristen Orthodox 1
[by: Fr.Daniel Byantoro]
Sebelum
penulis membawa Iman Kristen Orthodox dan sebagai pendiri dari Gereja
Orthodox di Indonesia pada bulan Juni tahun 1988, umumnya orang hanya
mengenal dua bentuk keKristenan, yaitu Roma Katolik dan Protestanisme
yang dibagi dalam macam-macam denominasi. Masing-masing denominasi
biasanya menyatakan bahwa bentuk keKristenan yang dihayati itulah yang
paling benar, dan tentulah dalam praktek dan ajarannya banyak dari
denominasi ini yang saling bertentangan satu dengan yang lain. Tentu
saja semua penghayat masing-masing aliran itu akan menyatakan diri
sebagai Gereja yang benar. Kita yang mencintai dan mencari kebenaran
mungkin dijadikan bingung karenanya. Pertanyaan yang mungkin muncul
adalah bagaimana dengan adanya Kitab Suci yang satu, Allah yang satu,
Yesus yang satu, Roh Kudus yang satu, terdapat Iman atau pengajaran dan
Gereja yang bermacam-macam dan sering saling bertentangan dan
kontradiksi satu dengan lainnya itu. Padahal menurut Kitab Suci, Tubuh
Kristus dan ajaran Injil Kristus yang sejati, itu adalah satu,
sebagaimana dikatakan: ”…….satu tubuh…..” (Efesus 4:4), “satu Tuhan, satu Iman….” (Efesus 4:5). Dan
Tubuh Kristus itu menurut Surat Efesus yang sama ini tak lain adalah
Jemaat (Ekklesia, Iglesia, Igreja, Gereja), sebagaimana yang dikatakan: ”Jemaat (Ekklesia= Gereja) yang adalah TubuhNya….” (Efesus 1:23).Maka mengikuti apa yang dikatakan oleh Kitab Suci ini dapat kita simpulkan bahwa Gereja itu hanya satu saja. Gereja yang satu itu adalah Gereja yang memiliki “satu Iman” karena memiliki “satu Tuhan”. Berarti jikalau imannya tidak satu, ajarannya tidak satu, pemahamannya tentang Tuhan yang satu itu tidak satu, adalah sulit hal itu bisa dicocokkan dengan ajaran Kitab Suci ini. Apalagi banyak dari aliran-aliran itu yang ajarannya sering jauh dari apa yang dipercayai oleh Gereja Kristus yang satu selama berabad-abad itu. Dapatkah kita mengatakan bahwa semuanya itu bagian dari Gereja Kristus yang satu itu? Logikanya, semuanya itu adalah bagian dari Gereja Kristus yang hanya satu pastilah ajarannya itu satu dan sama dimana-mana.
Maka pertanyaan adalah mengapa ada macam-macam aliran pengajaran seperti itu. Kitab Suci mengajarkan bahwa ada Yesus yang lain, Injil yang lain dan Roh yang lain (II Korintus 11:4). Dan Kitab Suci juga mengatakan tentang adanya Injil yang lain dan yang berbeda dari Injil yang diberitakan oleh Rasul dan yang diterima oleh Gereja (Galatia 1: 8-9), dan Kitab Suci juga mengajarkan tentang adanya ajaran-ajaran bidat (Titus 3:10-11). Itulah sebabnya terjadi munculnya ajaran-ajaran-ajaran yang bermacam-macam itu. Dan menurut Kitab Suci ajaran yang bermacam-macam yang tak sesuai dengan ajaran Rasul dan Iman Gereja Kristus yang benar itu membawa kutuk (Galatia 1:8-9), mendatangkan dosa dan hukuman (Titus 3:10-11). Padahal mengenai ajaran Iman yang benar itu Kitab Suci mengatakan demikian: ”…….iman yang sudah sekali bagi sekalian (Yunani: “apax”) dikaruniakan kepada segala orang suci” (Yudas 1:3, TL). Sayang terjemahan baru Alkitab bahasa Indonesia tak menterjemahkan kata penting “apax” ini dalam Alkitab terjemahan sekarang. Padahal kata ini bermakna bahwa Iman Kristen yang benar itu adalah “sudah sekali” yaitu sekali pada jaman rasul itu saja diberikan kepada segala orang suci (Gereja), dan iman yang sekali diberikan kepada Gereja itulah, iman “bagi sekalian” orang dan bagi sekalian zaman. Berarti sampai kapanpun Gereja itu imannya hanya satu itu dan tak akan pernah berubah. Iman Orthodox menegaskan bahwa jika ada ajaran yang selalu berubah-ubah dan berbeda dengan iman rasuliah sepanjang segala zaman, pastilah itu bukan Injil yang satu itu yang diajarkan. Dan mereka yang mengikuti ajaran yang berubah-ubah dan saling kontradiksi itu perlu berpikir ulang apakah mereka mengikuti Injil yang benar serta berada di dalam Gereja yang benar yaitu Tubuh Kristus yang hanya satu itu.
Sebab Iman Orthodox menegaskan bahwa tidak ada Wahyu yang bermacam-macam diluar Wahyu di dalam Yesus Kristus yang satu itu, dan tak ada ajaran yang berubah-ubah diluar ajaran yang “sudah sekali bagi sekalian “ itu diamanatkan kepada Gereja, serta tak ada Gereja yang bermacam-macam kecuali Tubuh Kristus yang hanya satu sejak jaman Rasul itu. Ditegaskan pula oleh Kitab Suci bahwa mengikuti ajaran yang berbeda dengan ajaran rasul yaitu ajaran yang diterima dan dipelihara oleh Gereja Kristus yang satu dari zaman purba tanpa perubahan itu menyebabkan orang tertimpa kutuk, dosa dan hukuman (Galatia 1:8-9, Titus 3:10-11).
Untuk mengetahui keberadaan Gereja Kristus yang berasal dari zaman para Rasul dan tetap memelihara Iman Rasuliah tak berubah itu, kita perlu melakukan pelacakan Sejarah Umat Awal dari zaman permulaan sampai kini, dan kemudian kita mengambil kesimpulan dari pelacakan ini. Banyak orang telah diberi informasi yang keliru mengenai keberadaan Gereja Kristus yang Rasuliah dan satu itu dengan pemahaman bahwa Gereja Purba selalu dianggap berada dibawah ketundukan dengan Sri Paus Roma, dan hanya merupakan bagian dari Gereja Roma Katolik saja, sedangkan dari pihak denominasi-denominasi Protestan memiliki anggapan yang serupa pula mengenai segala sesuatu sebelum munculnya Protestantisme dan sesudah zamannya para rasul, karena latar-belakang sejarahnya yang memang merupakan protes terhadap Gereja Roma Katolik. Menurut pandangan kebanyakan saudara-saudara dari aliran Protestan segala sesuatu sebelum munculnya Reformasi Protestan dianggap masih termasuk dalam Zaman Kegelapan. Dalam cara pandang yang demikian ini tentulah orang hanya melihat Kekristenan sebagai termasuk dalam Katolik Roma atau jika tidak pasti itu termasuk dalam salah satu denominasi-denominasi Protestan. Itulah sebabnya banyak orang tak dapat meletakkan keberadaan Gereja Rasuliah Purba yang hanya satu itu secara tepat dalam spektrum Roma Katolik atau Protestan ini. Gereja Kristus yang Rasuliah dan hanya satu itu bukan bagian dari sejarah Gerakan Reformasi, karena itu harus berasal dari jaman purba dari awal Kekristenan itu sendiri Itulah sebabnya Gereja Rasuliah Purba itu bukan termasuk denominasi Protestan. Juga Gereja Purba yang Rasuliah itu tak pernah merupakan bagian sejarah dan pemikiran yang mempengaruhi benua Eropa Barat yang sangat besar dipengaruhi oleh ajaran Santo Agustinus, filsafat Skolastikisme sebagaimana yang dikembangkan oleh Thomas Aquinas dalam Gereja Roma Katolik, dan yang kemudian juga dikembangkan oleh Martin Luther dan Calvin dalam sejarah Protestantisme. Yang juga dipengaruhi oleh pemusatan lembaga kepausan, sejarah Rennaisance, Pencerahan, Reformasi Protestan dan Kontra-Reformasi Roma Katolik serta Revolusi Perancis. Dan oleh pengaruh-pengaruh itu munculnya pemahaman-pemahaman Iman Gereja Barat baik yang berpusat di Roma maupun dalam komunitas Protestan. Karena Kristus adealah orang Yahudi dan para RasulNya juga orang-orang Yahudi, mereka berasal dari Timur Tengah, bukan dari Eropa. Maka Gereja yang Rasuliah pastilah berasal dari Timur Tengah ini juga. Maka Gereja Rasuliah ini tak turut ambil bagian dari sejarah Gereja Barat itu, sehingga bukan merupakan bagian dari Gereja Roma Katolik ataupun komunitas Protestan modern. Jadi bukan termasuk kategori Gereja Barat. Apalagi secara geografis yang dimaksud Gereja Barat adalah wilayah Gereja sekitar Eropa Barat, baik sekitar daerah Mediterania maupun daerah-daerah Skandinavia. Sedangkan secara etnis yang termasuk dalam lingkup Gereja Barat adalah bangsa-bangsa Latin (Itali, Spanyol, Perancis) dan bangsa-bangsa Anglo-Saxon (Jerman, Belanda, Inggris) serta bangsa-bangsa Skandinavia (Denmark, Swedia, Skandinavia). Dan jika kita masukkan aliran-aliran Protestan, maka termasuk pula bangsa Amerika dan Kanada. Padahal jika kita lihat dalam Perjanjian Baru umat dalam Gereja Purba itu adalah bangsa Syria, Yahudi, Etiopia, dan Yunani, sehingga Gerejanya bukan termasuk Gereja Barat baik secara geografis, etnis maupun historis dan aqidahnya. Gereja Rasuliah Purba inilah yang disebut Gereja Orthodox dan berasal dari zaman awal munculnya keKristenan itu sendiri. Gereja Orthodox adalah Gereja Purba yaitu Gereja Perjanjian Baru itu sendiri yang masih hadir di dunia ini tanpa berubah baik dalam ajaran, ibadah, maupun ethos dan cara pemerintahan Gerejanya sejak zaman para Rasul itu sendiri. Sejarah Gereja Orthodox lebih berlatar-belakangkan zaman Patristik Purba, Zaman Konsili-Konsili Ekumenis dalam lingkup Kerajaan Byzantium, Munculnya Islam, Penyebaran ke Eropa Timur dan Rusia, Penjajahan Turki, Penyerangan Bangsa Tartar, Penjajahan Komunis, Kemerdekaan negara-negara Balkan, dan sampai kepada zaman modern ini. Yang ikut ambil bagian dalam latar-belakang sejarah Gereja Orthodox di Timur ini adalah Gereja-Gereja Timur lainnya yaitu Gereja-Gereja yang disebut Miafisit atau Oriental Orthodox atau Non-Kalsedon (Koptik, Syria-Yakobitkemudian Armenia, Ethiopia, dan Thomas India) serta Gereja yang disebut Nestorian (“Gereja Timur Assyria”, “Pre-Efesus”). Di Indonesia, kajian tentang Gereja Syria Non-Khalsedon ini diperkenalkan dengan Nama Kanisah Orthodox Syria oleh “YAYASAN Study Orthodox Syria” pimpinan sdr. Bambang Noorsena S.H. yang pernah menjadi bagian dari Gereja Orthodox Indonesia.
Istilah “Orthodox” bukanlah nama aliran Gereja, karena sebenarnya Gereja Orthodox tak mempunyai nama. Orthodox berasal dua kata Yunani “orthos = lurus, benar” dan “doxa = pengajaran, pendapat, kemuliaan.” Jadi “orthodoxa” artinya adalah “ajaran yang lurus.” Untuk mengetahui Gereja Orthodox ini secara baik kita harus melacak 2000 tahun sejarah Gereja itu sampai kini. Dengan demikian kita dapat melokasikannya secara benar dalam spektrum Roma Katolik-Protestan itu.
Agar kita dapat mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang Gereja Kristus yang berasal dari zaman para Rasul ini, kita akan membahas mengenai sejarah Gereja Orthodox selama 2000 tahun itu dalam bagiannya yang pertama. Namun sebelumnya akan kita bicarakan latar-belakang sejarah keselamatan yang direncanakan Allah sejak zaman Adam sampai dengan datangNya Yesus Kristus di dunia itu. Kemudian pembahasan sejarah itu akan kita bagi dalam lima bagian. Bagian pertama adalah awal perkembangan Iman Kristen sebagai fondasi dari keberadaan Gereja Orthodox selanjutnya. Bagian kedua akan membahas masa perumusan theologi Kristen yang Orthodox mengenai dua-kodrat dari Kristus yang satu dalam Konsili-Konsili Ekumenis Gereja Purba. Bagian Ketiga akan membicarakan situasi Gereja Orthodox sesudah Konsili-Konsili Ekumenis, sampai jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki. Bagian Keempat adalah Masa penjajahan Turki atas umat Orthodox sampai akhir masa penjajahan Turki itu. Dan Bagian kelima akan membahas situasi Gereja Orthodox di abad kedua puluh dan kedua puluh satu ini serta munculnya Gereja Orthodox di Indonesia.
Disamping tentang sejarahnya, tulisan kita ini dalam bagiannya yang kedua juga akan membahas tentang aqidah dan keyakinan Iman Gereja Orthodox berdasarkan Syahadat (Pengakuan Iman ) Nikea, yang dirumuskan pada Konsili Ekumenis Pertama tahun 325 dan yang diratifikasikan pada Konsili Ekumenis Kedua tahun 381. Rumusan yang mana merupakan garis besar dari ajaran Rasuliah sebagaimana yang tercatat dalam Alkitab dan yang selalu dipercayai oleh Gereja Universal yang Orthodox. Dalam bagian tentang aqidah atau pengajaran dan keyakinan iman itu pembahasan akan dibagi dalam bagian-bagian mengenai: Allah, karya Allah, Ciptaan: Malaikat, Iblis dan roh-roh jahat, serta penciptaan manusia. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai Yesus Kristus dan karyaNya, makna keselamatan yang diakibatkan oleh karya Yesus Kristus, serta Roh Kudus dan karyaNya, termasuk makna Gereja, sakramen-sakramen, kehidupan sesudah mati dan hari kiamat yang ditandai dengan dengan kedatangan Yesus Kristus yang kedua untuk menegakkan Kerajaan yang kekal. Bagian yang ketiga dari pembahasan tulisan ini adakah mengenai kehidupan Ibadah dari Gereja Orthodox itu. Termasuk di dalamnya adalah mengenai simbolisme Gedung gereja Orthodox, simbolisme kedudukan para rohaniwan Orthodox. Makna Sakramen-Sakramen Gereja Orthodox, Sholat harian tujuh kali sehari, Puasa dalam Gereja Orthodox serta zakat persepuluhan. Dan tertib-tertib ibadah lainnya, termasuk yang menyangkut kelahiran, kematian, pengudusan rumah, serta doa-doa yang menyangkut seluruh kebutuhan kehidupan.
Bagian yang keempat atau yang terakhir dari tulisan ini akan membahas tentang kehidupan akhlak dan moral Orthodox sebagai akibat suatu praktek kehidupan yang diakibatkan oleh iman kepada aqidah serta pelaksanaan ibadah dalam kehidupan.
Dengan demikian tulisan ini akan menjadi timba yang menolong orang dapat mengambil air kebenaran yang sulit dan dalam dari Sumur Kitab Suci, agar orang menemukan kebenaran sejati, dengan demikian diselamatan
I. Apakah Gereja Orthodox Itu?
Kira-kira dua ribu tahun yang lalu, Yesus Kristus, Firman Allah yang Menjelma, datang ke bumi ini, dan mendirikan Gereja, melalui para Rasul dan murid-muridNya, bagi keselamatan manusia. Dalam tahun-tahun sesudah itu, para Rasul menyebarkan begitu jauh Gereja dan pengajaran-pengajarannya; mereka mendirikan banyak Gereja, semua bersatu dalam iman, ibadah, dan ambil bagian dalam Misteri-Misteri (di dunia Barat disebut: Sakramen-Sakramen) dari Gereja Kudus. Gereja-Gereja yang didirikan para Rasul itu sendiri termasuk di dalamnya adalah Ke-Patriarkh-an Konstantinopel (Istambul, Turki), Alexandria (Mesir), Antiokhia (Syria), Yerusalem (Paletsina, Israel) dan Roma (Italia). Gereja Konstantinopel itu didirkan oleh Rasul Andreas, Gereja Alexandria itu didirikan Markus Penulis Injil, Gereja Antiohkia itu oleh Rasul Petrus dan Paulus, dan Gereja Yerusalem, itu oleh Rasul Petrus dan Yakobus, dan Gereja Roma itu oleh Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Gereja-gereja yang didirikan pada zaman berikutnya melalui kegiatan pekabaran Injil dari Gereja-Gereja awal itu adalah Gereja Gunung Sinai, Rusia, Yunani, Serbia, Bulgaria, Romania, dan masih banyak yang lainnya lagi.
Masing-masing Gereja ini bersifat mandiri dalam administrasi, tetapi, dengan perkecualian Gereja Roma, yang akhirnya terpisah dari yang lain pada tahun 1054 yang kini kita kenal sebagai Gereja Roma Katolik. Semuanya bersatu dalam iman, doktrin, Tradisi Rasuliah, sakramen-sakramen, liturgi-liturgi, dan ibadah-ibadah. Bersama-sama mereka membentuk dan menyebut diri mereka sebagai Gereja Orthodox.
II. Sumber-Sumber Pengajaran Iman Kristen Orthodox
Pengajaran-pengajaran Gereja itu diambil dari pengajaran Para Rasul yang diterus-lanjutkan dalam komunitas Gereja-Gereja dalam benrtuk Tradisi Rasuliah, yang mempunyai dua bentuk “Tulisan” dan “Lisan” (II Tes. 2:15). Tradisi Rasuliah yang berbentuk Tulisan itu akhirnya dikumpulkan menjadi Kitab Perjanjian Baru yang bersama Kitab Suci Orang Yahudi (Perjanjian Lama, Tanakh) akhirnya dijadikan satu menjadi: Kitab Suci Gereja. Dan yang Lisan itu akhirnya disimpan dan dihidupi dalam Gereja sebagai Paradosis (Tradisi) Suci. Jadi dari Tradisi Rasuliah itulah terbentuknya Kitab Suci, dan dalam Tradisi Rasuliah (Paradosis Kudus) itulah Kitab Suci itu ditafsirkan. Sebagaimana yang tertulis dalam Injil Yohanes: ”Masih banyak lagi hal-hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, kupikir dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis” (Yohanes 21:25). Banyak pengajaran yang diterus-sampaikan secara lisan oleh para Rasul yang sampai kepada kita dalam Tradisi (Paradosis) Kudus.
Kata Orthodox secara literal berarti pengajaran yang benar atau penyembahan yang benar, karena diambil dari dua kata Yunani, orthos = lurus, benar, dan doxa = pengajaran, penyembahan. Jadi kata Orthodox maknanya tidak ada sangkut-pautnya dengan: kolot, kuno, kaku atau ketinggalan zaman seperti sering disalah-mengerti orang. Karena menyusupnya pengajaran sesat dan perpecahan melimpah di zaman Gereja Perdana, mengancam, menjadikan kabur identitas dan kemurnian Gereja. Maka istilah Orthodox secara cukup logis mulai diterapkan. Gereja Orthodox secara hati-hati menjaga kebenaran melawan semua kesesatan dan perpecahan baik untuk melindungi umatnya maupun untuk memuliakan Kristus, dimana Gereja itulah TubuhNya.
Herannya pada masa kini banyak kelompok dan aliran agamawi yang menyatakan diri sebagai pelanjut-pelanjut dari Gereja Perdana, padahal munculnya masih baru. Karena itu perlu adanya tolok-ukur kebenaran yang dengannya kita dapat membandingkan apa yang aslinya dipercayai dan dipraktekkan oleh Gereja dengan apa yang diberitakan oleh kelompok-kelompok ini. Tentu saja kita semua memiliki hak untuk mempercayai apa saja yang kita pilih. Tetapi adalah amat baik dan masuk akal untuk mengetahui apa yang harus kita pilih dengan begitu banyaknya macam-macam aliran, sebelum kita membuat pilihan akhir kita.
Adalah harapan kami bahwa garis-besar dari kepercayaan-kepercayaan kami akan memperkenalkan bagi saudara kepada keKristenan yang dipeluk dan didirikan oleh Para Rasul Yesus Kristus sendiri. Inilah tolok-ukur kebenaran yang olehnya pilihan-pilihan kita dalam keKristenan perlu diukur.
III. Allah Yang Esa, Bersifat Tritunggal
Allah (Sang Bapa) adalah Allah Yang Esa itu sendiri. Ia menjadi asal-usul FirmanNya yang kekal yang berada satu di dalam DiriNya, dan juga menjadi asal-usul dari RohNya sendiri yang juga secara kekal berada di dalam DiriNya Yang Esa itu bersama Firman yang sama tadi. Keberadaan Allah Yang Esa, yang sejak kekal memiliki Firman dan Roh Yang Kekal yang berada satu di dalam Diri Allah ( Bapa) Yang Esa inilah yang disebut sebagai Tritunggal Mahakudus.
Iman Kristen Orthodox memang hanya mempercayai Allah yang Esa saja. Tritunggal Mahakudus itu tidak berbicara mengenai jumlah Allah, sebab Allah tak berjumlah . Ia itu Esa tak berbilang dan satu tiada tandingan. Tritunggal Mahakudus adalah menerangkan keberadaan yang ada di dalam diri Allah Yang Esa itu.
Jadi Sang Bapa adalah Sumber ke-Esa-an dari Tritunggal Mahakudus itu. Kitab Suci mewahyukan bahwa Allah yang Esa itu disebut sebagai Bapa (I Kor. 8:6, Yohanes 17:1-3, 20:17, dll.) , dan FirmanNya itu disebut sebagai Putra (Yoh. 1:14 “ Firman itu…sebagai Anak Tunggal Bapa…”) dan RohNya itu disebut sebagai Roh Kudus (Ef.4 :30). Keberadaan dan ciri masing-masing antara Allah, FirmanNya dan RohNya itu disebut sebagai Hypostasis-Hypostasis (Pribadi-Pribadi). Jadi menurut Alkitab Allah yang Esa itu memiliki Tiga Hypostasis -- Bapa, Putra, dan Roh Kudus—secara kekal berada satu dan memiliki bersama satu kodrat ilahi. Dari Sang Bapa ini Sang Putra yaitu Firman Allah sendiri diperanakkan sebelum adanya waktu dan zaman dan selama-lamanya (Mazmur 2:7). Dan dari Sang Bapalah Roh Kudus yaitu RohNya Allah sendiri itu secara kekal dihembuskan atau keluar (Yohanes 15:26) dan bersemayam (I Kor. 2:10-11).
Allah Yang Esa ( Sang Bapa) ini menciptakan segala sesuatu melalui FirmanNya (Sang Putra) , di dalam kuasa RohNya (Sang Roh Kudus) (Kejadian 1 dan 2; Yohanes 1:3; Ayub 33:4), dan kita dipanggil untuk menyembahNya (Yohanes 4:23). Sang Bapa mengasihi FirmanNya sejak kekal ( Yohanes 17:24), dan mencurahkan kasihNya itu melalui RohNya ( Roma 5:5), dan melalui Roh yang sama tadi Sang Putera mempersembahkan diri kasihNya kembali kepada Bapa (Ibrani 9:14). Dengan demikian di dalam diri Allah Yang Esa itu terdapat lingkaran kasih yang kekal, dari Bapa kepada Firman, dan dari Firman kepada Bapa melalui Roh Allah yang sama tadi. Itulah sebabnya Allah itu disebut “kasih” (I Yoh. 4:8). Dan melalui kasih ini Bapa berada dalam Putra (Firman), dan Putra (Firman) berada dalam Bapa (Yohanes 14:9), dan karena Roh Allah yang menjadi pencurah kasih dari Bapa kepada Firman dan Firman kepada Bapa, maka Roh Allah yang berasal keluar dari Bapa ini juga bersemayam dalam Firman Allah itu. Sehingga Roh Allah itu bersemayam dalam Bapa dan dalam Putra sekaligus. Itulah sebabnya Roh Allah juga disebut sebagai Roh Bapa, Roh Anak Allah, dan juga Roh Kristus. Dengan demikian Bapa ,Putra dan Roh Kudus ini memang betul-betul Satu secara tak terpisahkan satu bersemayam di dalam dua yang lain.
Bapa menyatakan dan mengenal diriNya sendiri melalui Firman atau Putra itu, sehingga Putra atau Firman itu disebut “Gambar Allah yang tak Kelihatan “ (Kolose 1:15), atau “cahaya kemuliaan Allah dan Gambar Wujud Allah” (Ibrani 1:3), Putrapun mengenal diriNya di dalam Bapa, karena di dalam Bapa itu Ia bersemayam dan berasal dari Bapa itu Ia diperanakkan (Ibrani 1:5) atau “diwahyukan”. Sehingga antara Allah (Bapa) dan FirmanNya (Putra), itu terdapat saling kenal secara eksklusif (Mat.11:27), di dalam dan melalui “Roh Allah” sendiri (I Kor. 12:3), sebab hanya melalui Roh Kudus itu Sang Putra dapat dikenal.
Demi keselamatan kita Sang Bapa (Allah Yang Esa) telah mengutus PutraNya (FirmanNya) untuk mengaruniakan kita hidup yang kekal. (Yohanes 3:16). Sebaliknya setelah karyaNya selesai Sang Putra menerima Roh Allah itu dari Bapa dan dicurahkan kepada manusia (Kisah 2:32-33). Itulah sebabnya Roh Allah yang disebut juga Roh Bapa itu disebut juga sebagai Roh Kristus, Roh Yesus dan Roh Yesus Kristus. Karena meskipun sumber dan asal kekalNya itu dari Sang Bapa, tetapi ketika dicurahkan kepada manusia itu terjadiNya melalui Yesus Kristus, Firman Allah yang menjadi manusia ( Yohanes 15:26-27).
IV. Ciptaan Allah
Umat Kristen Orthodox mengakui Allah sebagai Pencipta langit dan bumi (Kejadian 1:1, Pengakuan Iman Nikea:” Aku percaya pada Satu Allah Pencipta Langit dan Bumi…”). Ciptaan tidak muncul dan ada dari dirinya sendiri. Allah-lah yang membuat semuanya itu. Allah menjadikan semuanya itu melalui FirmanNya yang disebut AnakNya (Kejadian 1, Ibrani 1:2, Yohanes 1:1-3), serta memberi hidup pada ciptaanNya itu melalui RohNya (Kejadian 1:2, Ayub 33:4). “Karena iman kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah…” (Ibrani 11:3). Umat Orthodox tidak mengajarkan bahwa Alkitab adalah buku teks pegangan ilmiah mengenai ilmu-pengetahuan tentang ciptaan keseluruhan, sebagaimana sebagian orang mempertahankannya demikian, tetapi lebih melihat bahwa ini adalah Kitab yang merupakan catatan yang dilhami Roh Allah akan Pewahyuan Allah mengenai diriNya serta KeselamatanNya. Juga kita tidak memandang buku teks Sains sebagai Wahyu Allah, meskipun barangkali buku-buku itu sangat menolong. Buku-buku Sains tadi mungkin mengandung baik fakta-fakta yang sudah diketahui ataupun teori yang bersifat spekulasi, tetapi itu bukan tanpa salah. Umat Kristen Orthodox menolak untuk membangun suatu tembok yang tidak perlu dan dangkal antara Sains (ilmu-pengetahuan) dan iman Kristen. Malahan sebaliknya, mereka mengerti bahwa pernyelidikan ilmiah yang jujur, sebagai suatu himbauan yang potensial kepada iman, karena segenap kebenaran itu berasal dari Allah.
V. Para Malaikat
Para malaikat adalah ciptaan Allah “yang tidak kelihatan” (Kolose 1:16), sebagaimana yang juga dikatakan dalam Pengakuan Iman Nikea bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu baik yang kelihatan maupun “yang tidak kelihatan”. Mereka adalah makhluk roh yaitu tak berbadan jasmani (Ibrani 1:13-14) diciptakan sebelum adanya alam-semesta, dan bahkan ketika Allah menjadikan alam-semesta mereka ini ikut bersorak-sorak sukacita (Ayub 38:7). Tugas mereka adalah “melayani Allah” (Ibrani 1:14) dalam pemeliharaan alam-semesta ini. Mereka terutama sekali adalah memberikan bantuan kepada orang-orang yang akan diselamatkan (Ibrani 1:14), melalui doa mereka yang terus-menerus di hadirat Allah (Mat. 18:10) dan melalui penjagaan mereka. Malaikat ini yang membantu manusia dari serangan Iblis dan roh-roh jahat. Mereka pula nanti yang akan melaksanakan hukuman Allah di akhir zaman atas orang-orang berdosa. Mereka juga dibagi menurut kelompok tugas mereka masing-masing. Kelompok-kelompok malaikat yang dikenal Kitab Suci adalah “malaikat penghulu” (Yudas 1:9) yang juga disebut “pemimpin-pemimpin terkemuka” (Daniel 10:13), diantaranya yang terkenal adalah: Mikael, Gabriel, Uriel, Rafael, dan lain-lain. Kemudian kelompok kedua adalah : para ”Serafim” (Yesaya 6:2) yang menjadi kelompok paduan sorga, serta para “Kerubim” adalah pemikul tahta Allah (Mazmur 18:11), kemudian “singgasana, kerajaan, pemerintah, penguasa,” (Kolose 1:16), “ kekuasaan” (Efesus 1:21), yang tugasnya masing-masing tak dijelaskan kepada kita oleh Kitab Suci. Mereka itu tidak kawin dan tidak dikawinkan, karena mereka tidak berjenis kelamin dan mereka tidak bisa mati (Lukas 20:35-36). Jadi sejak diciptakan jumlah malaikat tak berkurang dan tak bertambah. Karena mereka tercipta dari “sungai api” yang “mengalir dari hadapan Allah” (Daniel 7:10), artinya berasal dari api ilahi yang tak tercipta. Dan jumlahnya adalah “seribu kali beribu-ribu” dan “selaksa kali berlaksa” (Daniel 7:10), artinya banyak sekali sehinggga tak dapat dihitung.
VI. Iblis & Roh-Roh Jahat
Diantara para “penghulu malaikat” (Yudas 1:9, I Tes. 4:16) atau para “pemimpin terkemuka” (Daniel 10:13) ada satu yang tempatnya di Sorga secara khusus di “dekat kerub yang berjaga” di gunung kudus Allah (Yehezkiel 28: 14) dan sendiri adalah Kerub yang diurapi. Ini berarti ia memiliki kedudukan tinggi karena Kerub yang berjaga itu yang mengelilinginya. Apalagi ia diumpamakan sebagai Raja Tirus (Yehez. 28:11) atau Raja Babel (Yesaya 14: 4), jadi ia memiliki kekuasaan besar. Makhluk yang sama ini dalam Yesaya 14: 12 disebut sebagai “Bintang Timur” dan “Putra Fajar”, artinya ia makhluk cahaya yang mengemban terang, itulah sebabnya makhluk ini dalam bahasa Latin disebut “Lusifer” (“ Pengemban Terang”). Ia diciptakan hampir mendekati sempurna, dan disebut sebagai “gambar dari kesempurnaan, penuh dan maha indah” (Yehezkiel 28: 12), jadi hampir-hampir mendekati Allah-lah kemuliaan yang dimilikinya itu. Lalu timbul “hati dagang” (Yehezkiel 28:16), yaitu spekulasi untuk “tidak taat pada batas-batas kekuasaannya, dan meninggalkan tempat kediamannya” (Yudas 1:6) untuk mengikuti keinginan “mengatasi bintang-bintang Allah” yaitu ingin menguasai seluruh malaikat yang lain dan “hendak menyamai Yang Maha Tinggi” (Yesaya 14:13-14), yaitu ingin menjadi seperti Allah sendiri. Itulah hati dagangnya yaitu spekulasi yang amat jahat. Inilah pemberontakan yang luar biasa yang dilakukan oleh malaikat yang “tidak taat pada batas kekuasaannya” itu. Alkitab menyatakan bahwa Lusifer tidak sendirian dalam pemberontakannya itu karena dinyatakan dalam Yudas 1:6, “malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas –batas kekuasaan mereka”. Ini berarti lebih dari satu malaikat yang ikut memberontak bersama Lusifer ini. Akibat pemberontakan ini Lusifer diturunkan “ke dalam dunia orang mati” (Yesaya 14:15), artinya ia tak memiliki kehidupan sorgawi lagi, hidupnya adalah kematian itu sendiri. Lusifer “dibuang dari gunung Allah” dan “Kerub yang berjaga membinasakannya” (Yeheskiel 28:16) yang dipimpin oleh Malaikat Mikael (Wahyu 12:7). Sehingga terjadi peperangan di sorga antara Malaikat Mikael dan malaikat-malaikat yang membantunya, dan Lusifer yang juga dibantu oleh malaikat-malikat yang ikut memberontak bersamanya (Wahyu 12:7). Jumlah malaikat yang ikut memberontak bersama Lusifer ini adalah sepertiga dari seluruh jumlah malaikat yang aslinya diciptakan Allah (Wahyu 12:4). Jika malaikat yang tetap tinggal taat itu saja jumlahnya tak terhitung, maka tak terhitung jumlah seperti malaikat yang memberontak bersama Lusifer ini. Lusifer inilah yang disebut Iblis dan Satan, sedangkan malaikat-malaikat yang memberontak itu menjadi roh-roh jahat, bala tentara kegelapan. Lusifer kehilangan hidup sorgawi akhirnya membentuk “kerajaan angkasa” dengan Lusifer sendiri sebagai penguasanya (Efesus 2:1). Para pengikutnya dibagi menurut tugas-tugasnya dalam jenjang-jenjang “pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap” serta “roh-roh jahat” (Efesus 6:12), dengan wilayah keberadaannya berada di udara, karena Kerajaan Lusufer itu juga kerajaan angkasa. Karena Lusifer telah diturunkan dalam alam maut maka iapun menjadi “Iblis, yang berkuasa atas maut” (Ibrani 2:14). Oleh karena pekerjaan utamanya adalah “ pembunuh manusia” serta “ bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Karena demikian itulah kodrat Iblis dan para pengikutnya sekarang maka ia selalu berusaha untuk membunuh manusia beriman melalui aniaya, kejahatan, kefasikan, serta memberikan roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan (I Tim. 4:1), serta bekerja untuk menimbulkan kedurhakaan, pelanggaran, dan dosa di dalam diri manusia (Efesus 2: 1-2), sehingga menimbulkan kematian rohani. Itulah sebabnya ia selalu berusaha memerangi orang Kristen (Efesus 6:12), serta selalu mencari manusia untuk dimangsanya (I Petrus 5:8). Oleh kematianNya Kristus telah mengalahkan Iblis ini (Ibrani 2:14) serta meremukkan kepala si ular itu (Kejadian 3:15)., serta telah “melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa” (Kolose 2:15) akibat pemakuan di kayu Salib” (Kolose 2:14). Demikianlah Iblis dan roh-roh jahat itu meskipun selalu mengganggu umat percaya, namun Kristus memberikan kemenangan terhadap umat percaya itu. Dan akhirnya Iblis dan roh-roh jahatnya atau malaikat-malaikatnya itu akan dimasukkan ke dalam api yang kekal yang memang telah sedia untuk mereka ( Matius 25:41) serta disiksa siang malam sampai selama-lamanya (Wahyu 20:10).
VII. Pemeliharaan & Penyelenggaraan Ilahi
Pemeliharaan & Penyelenggaraan Ilahi adalah cara Allah terus bekerja untuk menyelenggarakan proses jalannya alam-semesta ini setelah diciptakan selama 7 hari (Yohanes 5: 17). Allah melalui firmanNya tetap menopang alam-semesta ini (Ibrani 1:3). Itulah sebabnya ia tetap memberikan matahari, hujan, angin dan segenap proses alamiah sebagai sarana kehidupan atas makhlukNya (Kisah Rasul 14:17) dan dengan demikian memelihara kehidupan makhlukNya. Oleh karena itu hidup itu tidak tunduk kepada nasib namun kepada kehendak Allah yang mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini. Bagi orang beriman apapun yang terjadi dalam kehidupan ini Allah ikut bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28). Jadi Allah yang mengatur sejarah, yang mengatur alam semesta, serta yang memberi rejeki kepada segenap makhluk (Matius 6:26). Alam semesta ini telah diberikan hukumnya sendiri oleh Allah dan melalui hukum alam itu Allah bekerja mengatur dunia milikNya. Namun demikian Allah itu amat berdaulat, sewaktu-waktu hukum alam itu dihentikan prosesNya dan Allah mengadakan intervensi atau campur-tangan secarta langsung tanpa melalui hukum alam untuk melakukan kehendakNya, jika ini terjadi itulah yang disebut mukjizat. Jadi Iman Kristen Orthodox mengajarkan bahwa dunia ini bukan sistem yang tertutup, namun sistem yang terbuka, dimana Allah secara langsung ikut bekerja bagi penyelenggaraan dan pemeliharaan atas alam ini, sehingga “seluruh bumi penuh kemuliaanNya” (Yesaya 6:3). Itulah sebabnya kapan saja jika dikehendaki Allah mukjizat dapat terjadi. Dan karena itu umat Kristen Orthodox percaya akan kuasa doa,karena melalui doa Allah dapat mengubah dan mengatur kehidupan orang-orang yang beriman kepadaNya melalui pemeliharaan dan penyelenggaraan IlahiNya ini.
VIII. Predestinasi
Predestinasi/Penentuan dari semula adalah realitas dari ketetapan Allah sejak sebelum adanya dunia di dalam menetapkan tujuan diciptakannya manusia. Diantara segenap makhluknya baik yang malaikat atau makhluk-makhluk yang jasmani, manusialah yang dari semula dipilih dan ditentukan sebelum dunia dijadikan, supaya menjadi kudus dan tak bercacat serta untuk menjadi anak-anak Allah (Efesus 1:4-5). Padahal kodrat “kudus dan tanpa cacat” itu adalah kodrat Allah sendiri. Maka jika dari semula manusia dipilih dan ditentukan Allah untuk menjadi “kudus dan tanpa cacat” ini berarti manusia diciptakan dengan takdir kodratnya untuk ambil bagian dalam kodrat Allah sendiri. Karena hanya anak saja yang memiliki kodrat bapanya, maka dengan manusia ditakdirkan untuk menjadi anak-anak Allah, artinya juga sama dengan “ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi” itu. Namun dari kekal Allah juga sudah mengetahui resiko dari makhluk yang dikarunia kehendak bebas. Yaitu ada yang menerima ketentuan takdir kodratnya ada yang menolak untuk menerima trakdir kodratnya itu. Yang menerima takdir kodratnya itu telah diketahui Allah bahwa nantinya akan menerima Kristus yang memulihkan kodrat manusia sesudah kejatuhan, dengan demikian akan mengalami “Theosis” (pengilahian) dengan kata lain diselamatkan. Yang menolak takdir kodratnya itu nantinya akan menolak dan tak mau menerima Kristus sehingga tidak berada dalam jalan menuju Theosis, sehingga mengalami kebinasaan, dengan kata lain dihukumkan dan tidak diselamatkan. Jadi Predestinasi (penentuan dari semula) bukan berarti Allah secara sewenang-wenang menentukan orang ada yang masuk Sorga, serta menentukan orang ada yang masuk Neraka tanpa ada kaitannya dengan iman dan kehendak bebas untuk memilih dari orang yang bersangkutan. Theologia Protestan Calvinisme mengajarkan yang demikian, tetapi itu bukan bagian dari Iman Orthodox dan tak dipercayai oleh Umat Orthodox, sebab Allah bukanlah seorang tiran yang sewenang-wenang menentukan nasib orang, namun Dia adalah “Filanthropos” (“Sang Pengasih Manusia”).
IX. Yesus Kristus & KaryaNya
Yesus Kristus/Isa Almasih adalah Penjelmaan sebagai Manusia dari Firman Allah sendiri, yaitu Hypostasis kedua didalam Diri Allah Yang Esa bersifat Tritunggal itu, secara kekal diperanakkan dari Sang Bapa. Karena Ialah Penjelmaan Firman maka Ia telah menjadi manusia, dengan demikian sekaligus Ia adalah sepenuhnya Allah (sebagai Firman Allah yang kekal yang berada satu kodrat-hakekat dengan Bapa) dan sepenuhnya manusia (sebagai yang telah menjadi “buah rahim” –Lukas 1:43—Maria dan lahir darinya). KedatanganNya ke bumi ini sudah diberitahukan sebelumnya oleh para Nabi dalam Perjanjian Lama. Karena Yesus Kristus/Isa Almasih adalah jantung dan pusat Kekristenan, Gereja Orthodox telah memberikan perhatian lebih untuk mengenal Dia dari segala apapun yang lain.
Dalam mengucapkan Pengakuan Iman Nikea (dirumuskan tahun 325, dan tahun 381 dan ditetapkan pada tahun 381 itu), umat Kristen Orthodox secara teratur meneguhkan iman menyejarah mengenai Yesus Kristus ketika mereka mengatakan: "Aku percaya... pada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, yang diperanakkan dari Sang Bapa sebelum segala zaman, Terang yang keluar dari Terang, Allah sejati yang keluar dari Allah sejati, yang diperanakkan dan bukan diciptakan, satu dzat-hakekat dengan sang Bapa, yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan. Yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telahh turun dari sorga, dan menjelma dari Sang Roh Kudus dan dari Sang Perawan Maryam, serta menjadi manusia. Telah disalibkan bagi keselamatan kita dibawah pemrintahan Pontius Pilatus, Ia telah menderita sengsara dan dikuburkan. Pada hari yang ketiga Ia bangkit lagi dari antara orang mati sesuai dengan Kitab Suci. Dan Ia naik ke Sorga serta duduk di sebelah kanan Sang Bapa. Dan Ia akan datang lagi dalam kemuliaan untuk menghakimi oramng yang hidup maupun orang yang mati yang KerajaanNya tak akan ada akhirnya.”
X. Firman Allah Yang Menjelma Menjadi Manusia
Inkarnasi/Penjelmaan merujuk kepada peristiwa dimana “Firman Allah telah menjadi manusia” dan nama manusiaNya adalah Yesus yang bergelar Kristus. Putra Allah atau Firman Allah yang kekal mengambil kepada diriNya sendiri suatu kodrat manusia yang lengkap dan sempurna dari Sang Perawan Maryam. Dia dulunya (dan sekarangpun) adalah satu Pribadi Ilahi, sepenuhnya memilki dari Allah (Sang Bapa) kepenuhan kodrat ilahi seluruhNya (Kolose 1:19, 2:9), dan dengan mengenakan daging kemanusiaan sepenuhnya memiliki suatu kodrat manusia dari Sang Perawan Maryam (Ibrani 2:14, 17). Oleh PenjelmaanNya/InkarnasiNya ini maka Sang Putra/Firman Allah memiliki, untuk selamanya, dua kodrat dalam PribadiNya yang hanya satu itu. Putra/Firman Allah tak terbatas dalam kodrat ilahiNya, secara sukarela dan dengan kerelaan menerima pembatasan dalam kemanusiaanNya di mana Ia (Firman yang kekal ini) mengalami lapar, haus, lelah --- dan pada akhirnya mati. Inkarnasi itu tak dapat digantikan oleh apapun dalam Kekristenan – tidak ada Kekristenan yang benar tanpa Inkarnasi Firman Allah ini (Yohanes 1:14) Kitab Suci mencatat, ”...setiap roh yang tidak mengakui bahwa Yesus Kristus teklah datang dalam daging itu bukan dari Allah” (I Yohanes 4:3). Oleh Penjelmaan/InkarnasiNya. Anak Allah/Firman Allah telah menebus kodrat manusia, suatu penebusan yang dibuat terjangkau kepada semua orang yang manunggal atau ikut serta kepadaNya di dalam kemanusiaanNya yang telah dimuliakan melalui KebangkitanNya dari antara orang mati, sehingga maut dikalahkan, dan tubuh yang sama ini sekarang didudukkan dalam kemuliaan Allah di sorga (Filipi 3:20-21).
(sumber: http://monachoscorner.weebly.com/iman-kristen-orthodox-1.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar