Daftar Isi:
I. Sekilas Sejarah Terbentuknya Gereja Orthodox
II. Gereja Orthodox Di Era Modern
III. Cerita Dibalik Pelopor GOI
IV. Semboyan, Tujuan & Dogma Gereja Orthodox
V. Pernak Pernik Gereja Orthodox
5.1. KeImaman Gereja Orthodox
5.2. Gedung Gereja Orthodox
5.3. Signum Crucis (Tanda Salib), Air Suci, Kehidupan Asketik & Kerudung
VI. Theologi Dasar Gereja Orthodox
6.1. Sumber Ajaran
6.2. Kanon Alkitab
6.3. Sakramen Baptisan Air, Khrisma & Ekaristi (Perjamuan Kudus)
6.4. Alam Roh & Eskatologi
I. Sekilas Sejarah Terbentuknya Gereja Orthodox
Bermula
dari tahun-tahun awal (abad pertama) ke-Kristen-an, dimana para Rasul
memulai mendirikan 5 Kota sebagai Pusat Gereja (kemudian disebut
sebagai Pentarkhi), yang antara lain adalah:
1) Antiokhia (Turki), didirikan oleh Rasul Petrus pada tahun 37 AD.
2) Konstantinopel (Yunani/Byzantium), didirikan oleh Rasul Andreas pada tahun 38 AD.
3) Roma (Latin), didirikan oleh Rasul Petrus & Rasul Paulus pada tahun 42 AD.
4) Yerusalem (Israel), didirikan oleh Rasul Yakobus pada tahun 43 AD.
5) Alexandria (Mesir), didirikan oleh Rasul Markus pada tahun 68 AD.
Kota Pentarkhi tersebut masing-masing dikepalai oleh seorang Patriakh.
Tahun 451 AD, saat Konsili Khalsedon, sebagian kecil Gereja Orthodox menolak keputusan Konsili Khalsedon, sehingga timbullah Gereja Orthodox Oriental (Non-Khalsedon),
yang antara lain terdiri atas: Gereja Rasuli Armenia, Gereja Koptik
Alexandria, Gereja Etiopia Tewahedo, Gereja Eritrean Tewahedo, Gereja
Orthodox Syria, dan Gereja Orthodox Syria-India. Namun belakangan,
kabarnya sedang direncanakan penggabungan kembali Gereja Orthodox
Oriental dan Gereja Orthodox Timur.
Gambar Daerah Gereja Orthodox Oriental
Setelah
mengalami berbagai penyesatan dari berbagai bidat dari tahun ke tahun,
Kota Pentarkhi tersebut berhasil mempertahankan Ajaran Rasuli sampai
pada tahun 1054 AD.
Pada tahun 1054 AD, terjadilah sebuah
peristiwa yang mengguncang Kota Pentarkhi, terjadi ketidaksetujuan
antara Gereja Roma diwilayah Barat dan 4 Gereja lainnya diwilayah Timur
(Antiokhia, Konstantinopel, Yerusalem, dan Alexandria) karena Gereja
Roma mengajukan klaim bahwa Roma adalah Kepala & Ibu Atas Semua
Gereja Patriakh yang lain secara otoritas dan hukum, hal ini
menimbulkan ketidaksetujuan oleh 4 Gereja lainnya yang menganggap bahwa
dalam otoritas dan hukum haruslah setara (saat itu Gereja Roma hanya
dianggap sebagai kakak yang dituakan/dihormati, namun tetap tidak
memiliki Yuridiksi yang lebih dari Patriakh lainnya). Akhir dikata,
kedua belah pihak bersikukuh dengan pendapatnya sendiri-sendiri, dan
karena tidak ditemui kata sepakat maka terjadilah Peristiwa Skismatik
Besar (Perpisahan Besar), pihak Gereja Roma yang menguasai daerah Barat
menyebut dirinya Gereja Katolik Roma, dan 4 Gereja lainnya yang
menguasai daerah Timur menyebut dirinya Gereja Orthodox. Arti dari nama
Orthodox sendiri adalah Ajaran (Doxa) Yang Benar/Lurus (Orthos),
sedangkan arti Katolik adalah Universal/Umum.
Gambar Daerah Gereja Orthodox & Gereja Roma Katolik
Selanjutnya
dari Gereja Katolik Roma dibarat inilah terjadi Skisma-Skisma Gereja
yang lain yaitu dalam bentuk Gereja Protestan (daerah biru kedip-kedip
adalah daerah persebaran Protestan), yang dipelopori oleh Martin Luther
yang dimulai pada tahun 1517.
Gambar Daerah Gereja Roma Katolik & Gereja Protestan
Pada
perkembangan selanjutnya sampai tahun 2010 ini, Protestan sendiri
berpisah-pisah dalam lebih dari 33.800 Denominasi Gereja (beberapa
Gereja Protestan Cabang Utama dapat dilihat dari bagan dibawah ini).
II. Gereja Orthodox Di Era Modern
Sampai
saat ini, sebagaimana Gereja Roma Katolik dan Protestan masih eksis,
Gereja Orthodox pun masih eksis keberadaannya (dengan mata rantai
Suksesi Kerasulan/Apostolic Succession sejak dari para rasul pada abad
pertama), kendati dalam perjalanan sejarahnya, Gereja Orthodox
terlunta-lunta dalam penindasan baik oleh Non-Kristen maupun oleh
sesama Kristen sendiri, oleh karena itu kendati secara Statistik Gereja
Orthodox memiliki kuantitas umat terbanyak setelah Katolik (jika
Statistik Protestan yang 33.800 denominasi tidak digabungkan) yaitu
sekitar 350 juta umat namun Gereja Orthodox tidak memiliki kekayaan
semegah Gereja Roma Katolik.
Gambar Persebaran Gereja Orthodox Di Era Modern
Sebagaimana
Gereja Roma Katolik memiliki 1 Patriakh, yang disebut sebagai Paus,
pada tahun 2010 oleh Paus Benediktus XVI, demikian juga Gereja Orthodox
masih memiliki Patriakhnya masing-masing.
Paus Roma Katolik Tahun 2010 Benediktus XVI
Gereja Orthodox membagi Sistem Yuridiksinya sebagai berikut:
1. Tahkta Kepatriarkhan Apostolik Utama
a. Kepatriarkhan Konstantinopel yang berpusat di Turki (Patriakh Ekumenikal).
Tahun 2010 oleh Patriakh Bartholomew I.
b. Kepatriarkhan Alexandria yang berpusat di Mesir.
Tahun 2010 oleh Patriakh Theodoros II.
c. Kepatriarkhan Antiokhia yang berpusat di Suriah.
Tahun 2010 oleh Patriakh Agnatius IV Hazim
d. Kepatriarkhan Yerusalem yang berpusat di Israel.
Tahun 2010 oleh Patriakh Theophilus III.
2. Tahkta Kepatriarkhan Wilayah
a. Kepatriarkhan Rusia.
Tahun 2010 oleh Patriakh Kirill I.
b. Kepatriarkhan Serbia.
c. Kepatriarkhan Romania.
d. Kepatriarkhan Georgia.
e. Kepatriarkhan Bulgaria.
3. Gereja-Gereja Autochepalus
Gereja
yang mendapatkan kemandirian secara sepenuh. Pemimpin dari
gereja-gereja ini walaupun bukan merupakan Patriarkh, para pemimpin
gereja-gereja ini (para Uskup Agung/Metropolitan) mempunyai kedudukan
istimewa dan sejajar dengan para Patriarkh.
a. Gereja Orthodox Yunani.
b. Gereja Orthodox Polandia.
c. Gereja Orthodox Albania.
d. Gereja Orthodox Ceko dan Slovakia.
e. Gereja Orthodox Siprus.
f. Biara Agung St. Katarina dari Gunung Sinai.
4. Gereja-Gereja Otonomi
Gereja-Gereja ini diakui kemandiriannya namun belum mendapatkan kemandirian secara penuh dari Kepatriarkhan Konstantinopel.
a. Gereja Orthodox di Finlandia.
b. Gereja Orthodox di Jepang.
c. Gereja Orthodox di Cina.
5. Gereja Diaspora
Walaupun
mempunyai kemandirian secara utuh, tetapi diberikan wewenang untuk
memerintah secara mandiri, dan diakui apostolitasnya oleh seluruh
Gereja Orthodox.
a. Gereja ini adalah Gereja Orthodox Amerika.
Gereja
Orthodox Rusia (Yuridiksi KePatriakhan Wilayah--yang saya beri warna
hijau--) inilah yang telah masuk ke Indonesia secara resmi secara hukum
dengan nama Gereja Orthodox Indonesia (GOI) dengan SK Dirjen Bimas Kristen Depag R.I. no: DJ.III/Kep/HK.00.5/190/3212/2006.
Adapun Kantor Pusat Gereja Orthodox Indonesia ini berada di Jakarta, dengan alamat sebagai berikut:
Gereja Orthodox Indonesia (GOI)
Kantor Pusat (Head Office):
JL.K.H.Syafii Hadzami no.1 - Arteri Gandaria
Jakarta Selatan - 12220
INDONESIA
(Telp.021-72788175; 7395302 - Fax.: 021-7234880)
Pendiri & Ketua Umum GOI, Arkhimandrit Daniel Byantoro
Metropolitan (Uskup Agung/Archbishop) GOI 2010, Vladyka Hilarion
Kelima
Yuridiksi tubuh Gereja diatas mempunyai sebuah persekutuan yang erat
baik secara sakramental maupun dalam Tradisi Gereja serta Pengajaran
Iman Apostolik, hal ini berarti baik awam dan imam kesemuanya disatukan
oleh Ekaristi yang sama, in communio, satu roti dan satu
cawan, bersekutu secara penuh dan utuh. Tubuh Gereja Orthodox memang
terdiri dari berbagai Yurisdiksi walaupun demikian pusat pemerintahan
dari Gereja Orthodox tidak tersentralisasi kepada satu wilayah atau
satu kota dan satu pribadi sebagai pemimpin tetapi lebih kepada Sidang
(Konsili) serta persekutuan rohani dari seluruh pemimpin gereja-gereja
Yuridiksial di bawah bimbingan rohani dari Patriarkh Konstantinopel
sebagai yang dianggap pertama (dianggap sebagai kakak tertua) di antara
yang sejajar.
III. Cerita Dibalik Pelopor GOI
Bermula
dari seorang anak bernama Byantoro yang memiliki latar belakang Islam
dan sudah pergi ke Masjid sejak usia 5 tahun dibawah bimbingan
kakeknya. Ketika semakin dewasa, ia mencari dengan sungguh-sungguh
kepastian tentang Allah yang sejati.
Saat SMA, ia bertemu dengan
suami guru sekolahnya yang berpindah kepada Kekristenan, kemudian
terjadilah perdebatan mengenai Trinitas, keIlahian YESUS KRISTUS,
InkarnasiNya, dan IdentitasNya sebagai Putera Allah; Akhirnya ia
memenangkan perdebatan itu dan tetap tidak percaya kepada kebenaran
Injil.
Suatu malam, setelah membaca doa dan Alquran, mendadak ia
melihat visi yang membuatnya takut, ia bertemu KRISTUS untuk yang
pertama kalinya dalam bentuk cahaya; hal ini membuatnya kebingungan,
gemetar, dan sukacita yang mendalam, setelah hal itu ia mulai
bertanya-tanya pada dirinya sendiri: "Siapakah YESUS KRISTUS itu?"
Dalam permenungan yang mendalam tentang YESUS yang adalah Kalimatullah (Firman) maka ia sampai pada kesimpulan:
"Allah,
FirmanNya yang disebut AnakNya, dan RohNya bukan tiga Allah yang
berbeda, namun realitas didalam Satu Allah. Tanpa Roh, tidak ada yang
hidup, dan tanpa Firman adalah bisu. Jadi itulah Satu Allah."
Kemudian
ia melanjutkan permenungannya, "Jika diantara manusia, komunikasi
dilakukan dengan kata-kata, maka demikian dengan Allah, bahwa hanya
melalui Satu Firman, yaitu YESUS KRISTUS, maka komunikasi antara Allah
dan manusia dapat terjalin."
Sekarang ia tahu "mengapa ia tidak dapat mengenal Allah", tidak lain karena ia tidak mengenal FirmanNya, yaitu YESUS KRISTUS.
Oleh
karena itu, akhirnya ia memutuskan untuk percaya kepada YESUS KRISTUS
seraya berkata: "Ya Allah, saya percaya YESUS KRISTUS, Sang SabdaMu,
dan aku mau menjadi Kristen." Pemuda ini kemudian dibaptiskan dalam
Kristen Protestan Reformasi, dan diberi nama baptis "Daniel".
Tahun
1974, dalam suatu pertemuan doa, Daniel menerima baptisan yang disebut
"ROH KUDUS" lengkap dengan bahasa roh dan bernubuat, serta menjadi
aktivis dalam Gereja Kharismatik.
Tahun 1978, Daniel menjadi salah
satu Penasehat Spiritual Kharismatik di pulau Sulawesi oleh Gubernur
Manado Willy Lasut yang juga adalah Kristen Kharismatik.
Kemudian
Daniel mulai mempelajari cara memulai Bukit Doa mengikuti pola yang ada
di Korea. Selama berkunjung di Korea, ia bertemu dengan Missionaris
Amerika Dr.Marlin Nelson yang memimpinnya untuk belajar di Seminari
Theologi Protestan Evangelis di Seoul, yang bernama "Asian Center for
Theological Studies and Mission" (ACTS, yang berafiliasi dengan
Seminari Theologi Fuller di USA).
Tahun 1983, Daniel menemukan
buku Gereja Orthodox di Toko Buku Timothy Ware, karena ketertarikannya
dengan Gereja Purba kemudian ia mulai mencari Gereja Orthodox disana,
setelah ia menemukan Gereja Orthodox, ia meminjam banyak buku dari
Gereja Orthodox dan mempelajarinya dengan seksama sehingga akhirnya
memutuskan bahwa inilah Gereja yang ia cari.
Tahun 1984, Daniel belajar lagi di Holy Cross Greek Orthodox School of Theology di Brookline.
25
Mei 1988, Daniel ditahbiskan secara resmi oleh Gereja Orthodox, dengan
demikian sejak hari itu beliau menyandang nama Fr.Daniel B.D. Byantoro.
8
Juni 1988, Dimulailah Misi Gereja Orthodox di Indonesia yang dimulai di
Solo yang diberi nama Gereja Parokia Tritunggal Maha Kudus.
Terpujilah
Tuhan! Orang pertama yang masuk Gereja Orthodox ini adalah dari Kaum
Muslim, yang kemudian dibaptis dengan nama Photios.
IV. Semboyan, Tujuan & Dogma Gereja Orthodox
Gereja Orthodox memiliki 3 Semboyan Dasar, yang antara lain adalah:
1) Orthodoxia (Ajaran Yang Benar)
2) Ortholatria (Penyembahan Yang Benar)
3) Orthopraksia (Praktek Hidup Yang Bernar)
Diharapkan
bahwa dengan Ajaran Yang Benar maka umat dapat melaksanakan Penyembahan
Yang Benar, dan melalui Penyembahan Yang Benar maka umat dapat
berbuahkan Praktek Hidup Yang Benar.
Tujuan Utama Gereja Orthodox adalah Theosis (Kemanunggalan) antara umat manusia dan Allah.
Gereja Orthodox hanya memiliki 2 Dogma (Ajaran Fundamental/Dasar), yaitu:
1) Allah Yang Sejati adalah Tritunggal (Bapa, Putera & ROH KUDUS).
2) Firman berinkarnasi menjadi YESUS KRISTUS bagi karya penebusan dan keselamatan umat manusia yang berdosa.
V. Pernak Pernik Gereja Orthodox
5.1. KeImaman Gereja Orthodox
Gereja Orthodox tidak memperbolehkan seorang perempuan menjadi Imam sesuai dengan Alkitab yang berkata,
1Tim. 2:12
12. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
1) Episkopos
1Tim 3:2
2. Karena itu penilik
jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri,
dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap
mengajar orang,
Asal kata asli "Penilik" adalah Episkopon (ἐπίσκοπον), Gereja Roma Katolik menyebutnya sebagai Uskup.
Episkopos
ini memiliki beberapa sub-jabatan (dengan Yuridiksial setara), dengan
keutamaan sesuai urutan (dari yang paling diutamakan) yaitu:
1) Patriakh Ekumenikal (Patriakh Konstantinopel)
2) Patriakh Antiokhia
3) Patriakh Yerusalem
4) Patriakh Moskow (Rusia)
5) Patriakh Serbia
*)
Dibawah Patriakh terdapat Metropolitan (dalam Roma Katolik adalah Uskup
Agung), yang mengepalai suatu wilayah yang lebih kecil.
Kendati
ada prioritas yang diutamakan/disegani dengan lebih, hal ini tidak
membuat Sub-Jabatan itu sebagai hierarki yuridiksi dalam Gereja
Orthodox, karena setiap keputusan Gereja Orthodox selalu melalui
Konsili Gereja dimana semua Episkopos dari tiap-tiap Patriakh duduk
bersama dan melakukan Sidang dengan otoritas Yuridiksi yang setara
(termasuk Patriakhnya sendiri).
2) Presbyter
Yak 5:14
14. Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.
Asal
kata asli "Penatua" adalah Presbuterous (πρεσβυτέρους), Gereja Roma
Katolik menyebutnya sebagai Imam. Presbyter inilah yang menggembalakan
umat Allah dalam suatu Parokia Gereja (Gereja Lokal).
Gambar Presbyter, Romo Kirill JSL (Presbyter Orthodox Rusia di Surabaya)
3) Diakon/Diaken
1Tim. 3:12
12. Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.
Diakon memiliki tugas untuk membantu Presbyter dalam pelayanannya.
Gambar Diakon (depan)
*) Theolog Awam
Ada pula Theolog Awam dalam Gereja Orthodox, namun tidak digolongkan dalam kepelayanan keImaman.
Contoh
Theolog Awam yang mengakulturasi Gereja Orthodox Syria dengan Protestan
di Indonesia adalah Bpk. Bambang Noorsena (mantan Theolog Awam Gereja
Orthodox Konstantinopel di Indonesia).
Beliau mendirikan ISCS
(Institut for Syriac Christian Studies) sebagai badan lembaga
pembelajaran Gereja Orthodox Syria (hanya berupa Institut dan bukan
Gereja Orthodox Syria karena beliau bukanlah Imam Orthodox), namun pada
hakekatnya beliau sendiri adalah Kristen Protestan.
Gambar Bambang Noorsena
Sesuai
dengan ayat-ayat diatas bahwa yang termasuk persyaratan adalah "suami
dari satu isteri", maka dalam keImaman Gereja Orthodox tidak diharuskan
selibat seperti Gereja Roma Katolik, Imam diberikan keleluasaan untuk
menikah (demikian juga Rasul Petrus memiliki isteri) atau selibat.
1Kor. 9:5
5. Tidakkah kami mempunyai hak
untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti
yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas?
Mat 19:10-12
10. Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin."
11. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Tidak semua orang dapat mengerti perkataan itu, hanya mereka yang dikaruniai saja.
12.
Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari
rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain,
dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti."
Namun,
untuk seorang Patriakh, Konsili Gereja memutuskan haruslah dipilih dari
antara yang selibat, karena tugas Patriakh adalah mengatur Sistem
Gereja Orthodox secara luas, sehingga beliau diharuskan lebih fokus
pada perkara Gereja lebih dari apapun.
1Kor 7:32-34
32. Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
33. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
34.
dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak
bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara
Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang
bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia
dapat menyenangkan suaminya.
Selain hal tersebut, terdapat gaya hidup beberapa rohaniwan yang khusus, antara lain:
1) Monastik/Biarawan/Biarawati/Rahib
Rohaniwan/rohaniwati
yang hidup pada Biara Gereja, biasanya mereka yang melakukan selibat,
kendati demikian dalam Gereja Orthodox mereka tetap bekerja pula dalam
dunia sekuler. Kehidupan Biara Gereja ini masih banyak terdapat dalam
Gereja Roma Katolik sedangkan pada Protestan tinggal 1 Biara saja yang
dapat lestari, yaitu Biara Enonkoski dari Denominasi Evangelikal
Lutheran di Finland.
Gambar Biarawan Anthony (Pelopor Biarawan) dan Biarawati Sophia dari Suzdal
Para
Biarawan/Biarawati memakai tudung yang melambangkan keselibatan mereka
sebagai mempelai yang secara eksklusif milik Allah, simbolik bahwa
mereka memakai tudung mempelai.
Ada berbagai tingkatan pada Monastik, antara lain:
a. Novice, biasanya hanya para tamu yang hidup dalam Biara (mencoba gaya hidup biara) selama kurang dari 3 hari.
b. Rassophore, Novice yang memutuskan untuk hidup dalam Biara lebih lama.
c. Stavrophore, Novice yang telah bertahun-tahun hidup secara saleh dalam Biara, disejajarkan dengan Tunangan dari Allah.
d. Megaloschemos, Tingkatan akhir dari Biarawan/Biarawati setelah dianggap matang/dewasa secara spiritual.
Gambar Seorang Megaloschemos
Diluar hal itu, terdapat pula sebutan Arkhimandit
bagi Biarawan/Biarawati yang berjasa besar bagi Gereja Orthodox dalam
karya tertentu (misalnya karya tulis ataupun karya misi) dan sebutan Starets bagi Biarawan/Biarawati yang memiliki karunia rohani tertentu oleh karya ROH KUDUS.
2) Eremit/Hermit/Anchorite/Pertapa
Rohaniwan/rohaniwati yang hidup mengasingkan diri (hidup soliter) dalam waktu tertentu demi perkembangan rohaninya.
Gambar Seorang Eremit, Serafim dari Sarov, sedang berinteraksi dengan beruang
Dalam Gereja Orthodox tidak dijumpai Ordo-Ordo seperti yang terdapat pada Gereja Roma Katolik.
http://forumkristen.com/index.php?topic=28487.0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar