Sabtu, 09 Maret 2013

Haruskah Perempuan Kristiani itu Berkerudung? Tinjauan dari Jaman ke Jaman


Oleh : Rm. Dcn. Damaskinos Arya

PERNYATAAN ALKITAB

Secara keseluruhan dari 1 Korintus 11 : 2 - 16

Ini adalah jawaban rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, dimana saat itu ada pertentangan di tubuh jemaat Korintus dimana mereka (para perempuan) yang semula tidak memiliki tradisi kerudung bagi wanita harus mendapatkan peraturan baru dari para rasul yaitu harus menggunakan kerudung.

Dari sebagian yang telah taat pada peraturan Allah yang ditetapkan melalui para rasul itu, Rasul Paulus memuji mereka dengan mengatakan

"Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu." 1 Korintus 11 : 2

Namun bagi yang keras hati, Rasul Paulus memberikan pertanyaan yang tegas bagi mereka

"Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?

Bukankah alam sendiri menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang,

tetapi bahwa adalah kehormatan bagi perempuan, jika ia berambut panjang? Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung." 1 Korintus 11 : 13 - 15

Banyak orang akhirnya salah pengertian dengan pernyataan sindiran Rasul Paulus di atas. Banyak di antara mereka kemudian bertanya, mengapa Yesus berambut panjang? atau kan rambut panjang itu sudah diberikan kepada perempuan sebagai penudung?

BUKANKAH ALAM SENDIRI menyatakan kepadamu, bahwa adalah kehinaan bagi laki-laki, jika ia berambut panjang, (1 Kor 11 : 13)

Rasul Paulus tidak memberikan peraturan para rasul, tetapi mengemukakan tradisi alamiah yang berlaku pada manusia. Jadi ini bukan peraturan Allah, bukan pula peraturan para rasul, tapi para rasul menyindir mereka dengan kebiasaan yang ada pada alam atau dunia ini. jadi jika laki-laki mau berambut panjang itu tidak melanggar perintah Allah atau perintah para rasul, hanya tidak sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di alam ini saja. Kenapa Yesus berambut panjang, ya karena Yesus tidak memikirkan dirinya sendiri dan kebiasaan yang ada pada Alam / dunia ini, karena Yesus hanya memikirkan keselamatan bagi seluruh manusia agar semua beroleh hidup yang kekal yang surgawi. Dan mengenai perempuan, di sini sekali lagi Rasul Paulus tidak membahas mengenai peraturan Allah melainkan bahwa secara alamiah perempuan mempunyai rambut panjang itu untuk menutupi kepalanya, tapi apakah dengan itu saja sudah cukup? tidak.

Karena Rasul yang terilham oleh Roh Kudus itu telah menetapkan peraturan dengan jelas dan tegas bahwa

"Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.

Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA." 1 Korintus 11 : 4 - 6

Karena alasan

"yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah. oleh Sebab itu laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat." 1 Korintus 11 : 3, 7, 10

Namun karena banyak dari mereka yang tidak menuruti kata-kata rasul dan tetap keras hati pada pendirian mereka, hingga rasul Paulus kesal dan mengatakan kepada mereka

"kalau ada yang mau bertengkar tentang masalah ini, satu-satunya yang saya dapat katakan ialah bahwa baik kita maupun jemaat-jemaat Allah lainnya, pada umumnya hanya mempunyai satu kebiasaan itu dalam jemaat; lain daripada itu tidak ada." 1 Korintus 11 : 16, terjemahan langsung ke bahasa Indonesia sehari-hari.

JAMAN PERJANJIAN LAMA

Jika kita mulai dari awal kita menemukan bahwa referensi awal untuk tutup kepala yang dapat ditemukan dalam Kejadian 24:65.

Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia. (Kej 24 : 65)

Bagaimanakah pendapat Yudaisme mengenai hal ini :

"The Talmud states 'The sight of a woman’s hair constitutes an erotic stimulus (Berakhot 24A).' 'Jewish women, married or not, should not walk in the marketplace with their hair uncovered' (Shulhan Arukh, Even ha-Ezer 21:2)."

"Menurut Talmud melihat rambut wanita merupakan stimulus erotis (Berakhot 24A).' 'Perempuan Yahudi, menikah atau tidak, tidak seharusnya berjalan di pasar dengan rambut mereka yang kelihatan' (Shulhan Arukh, Even ha-Ezer 21:2)."

Dalam zaman Perjanjian Lama dan Talmud wanita menutupi kepala mereka dengan syal atau kerudung sebagai tanda kesucian dan kerendahan hati. Memperlihatkan rambut wanita dianggap sebagai penghinaan (Yesaya 2:17 dan Berochot 24a). Beberapa sarjana Talmud menganggap mengenakan tutup kepala dari sebagai ungkapan rasa bersalah karena dosa Hawa (Kejadian 17:8).


JAMAN GEREJA PURBA

St. Linus, Uskup Pertama untuk Roma (67 - 79M)


“He, by direction of the blessed Peter, decreed that a woman must veil her head to come into the church.”

(Liber Pontificalis)

"Dengan pengarahan dari Rasul Petrus yang terberkati, telah ditetapkan bahwa seorang perempuan harus menudungi kepalanya ketika masuk ke dalam Gereja."

Hermas (150 M)

"A virgin meets me, adorned as if she were proceeding from the bridal chamber...her head was covered by a hood."

"Seorang perawan menemui saya sebagaimana ia dihiasi seolah-olah dia dari kamar pengantin ... kepalanya ditutupi oleh kerudung."

Klemen dari Alexandria (153-217 M)


"And she will never fall, who puts before her eyes modesty, and her shawl; nor will she invite another to fall into sin by uncovering her face. For this is the wish of the Word, since it is becoming for her to pray veiled"

"Dan dia tidak akan pernah jatuh, dia yang telah menempatkan pandangannya dalam kerendahan hati dan kerudungnya, dan tidak pula dia mengundang yang lain untuk jatuh lagi ke dalam dosa dengan memperlihatkan wajahnya, ini adalah keinginan dari Sang Firman, hingga dia mengerudungi kepalanya ketika berdoa. "

Tertulianus (198 M)

"…Why do you uncover before God what you cover before men? Will you be more modest in public than in Church? Be veiled virgin."

"... Kenapa kamu tidak berkerudung di hadapan Tuhan padahal kamu berkerudung di depan manusia? Akankah kamu lebih sederhana di hadapan umum daripada di Gereja? Berhijablah hai perawan!"

Hippolytus (170-236 M)

To Hippolytus, a church father from Rome, is wrongly ascribed the following canon for worship

"Canon Seventeenth. Of virgins, that they should cover their faces and their heads."

Untuk Hippolytus, seorang bapa gereja dari Roma, yang sering dianggap secara salah dalam mengikuti kanon berikut untuk beribadah

“Kanon ke tujuh belas. Para perawan, mereka harus mengerudungi wajah dan kepala mereka.”

St. Yohanes Krisostomos (340-407 M)

"Their women used to pray and prophesy unveiled and with their head bare." Especially to the point of a woman needing a separate head covering other than her long hair (cf. 1 Cor. 11:15) is the following remark: "' And if it be given her for a covering,' say you, 'wherefore need she add another covering?' That not nature only, but also her own will may have part in her acknowledgment of subjection. For that thou oughtest to be covered nature herself by anticipation enacted a law. Add now, I pray, thine own part also, that thou mayest not seem to subvert the very laws of nature; a proof of most insolent rashness, to buffet not only with us, but with nature also."

"It follows that being covered is a mark of subjection and authority. For it induces her to look down and be ashamed and preserve entire her proper virtue. For the virtue and honor of the governed is to abide in his obedience.


(Chrysostom.HOMILY XXVI. ON THE VEILING OF WOMEN.)

“Para Perempuan yang berdoa dan bernubuat tak berkerudung dan dengan kepala mereka yang telanjang." Pada intinya seorang wanita membutuhkan penutup kepala yang terpisah selain rambutnya yang panjang (. Bdk. 1 Kor 11:15) adalah pernyataan berikut: "'Dan jika itu diberikan padanya untuk menutupi,' aku katakan kepadamu, 'mengapa dia membutuhkan untuk menambahkan penutup lain? ' Bukan secara alamiah saja, tetapi juga kemauan sendiri agar mungkin memiliki bagian dalam ketaatan. Untuk itulah kamu harus ditutupi oleh alam sendiri oleh karena mengantisipasi berlakunya hukum ini. Dan sekarang, saya berdoa, dan kamu juga harus ambil bagian, supaya engkau tidak tampak untuk menumbangkan hukum yang sangat alamiah ini, agar bukti ketidak-sopanan kamu ini, tidak hanya menjadi pukulan bagi kami, tetapi bagi alam ini juga ".

"Oleh karena itu hijab adalah tanda ketaatan dan otoritas. Untuk menimbulkan kesadaran bagi perempuan untuk melihat ke bawah dan menjadi rendah hati serta menjaga seluruh kebajikan yang ada padanya.. Kebajikan dan kehormatan yang telah diatur adalah untuk tinggal di dalam ketaatan."

Apostolic Constitutions (390 M)

"When you are in the streets, cover your head. For by such a covering, you will avoid being viewed by idle persons…."

"Bahkan ketika kamu berada di jalan-jalan, kerudungilah kepalamu karena dengan berhijab, kamu akan terhindar dari pandangan para pengangguran ....."

St. Agustinus (354-430 M)

especially when the apostle says that the man is the image of God, and on that account removes the covering from his head, which he warns the woman to use, speaking thus: 'For a man indeed ought not to cover his head, forasmuch as he is the image and glory of God; but the woman is the glory of the man.'"

(Cited in Nicene and Post Nicene Fathers, Schaff, ed. vol. 3, 523)

terutama ketika Rasul mengatakan bahwa laki-laki itu adalah citra Allah, dan karena hal itu tidaklah menutup kepalanya, dan ia memperingatkan perempuan untuk menggunakannya, dengan berbicara demikian: 'Bagi seorang pria memang tidak seharusnya untuk menutupi kepalanya, karena ternyata ia adalah gambar dan kemuliaan Allah; tetapi wanita adalah kemuliaan manusia."



PADA KAUM PROTESTAN


Martin Luther (1483 - 1546)


"The head covering is a protection from being out of relationship with God. By fulfilling the commands, the women have a sense of peace and love in their relationships with God." (Source: Helmut T. Lehmann, ed., Luther’s Works, vol. 36 (Philadelphia: Fortress Press, 1958), p. 152)

"Kerudung adalah perlindungan agar tidak berada di luar hubungan dengan Allah yaitu dengan taat memenuhi perintah, para wanita memiliki rasa damai dan kasih dalam hubungan mereka dengan Allah.."

John Calvin (1509-1564)


"So if women are thus permitted to have their heads uncovered and to show their hair, they will eventually be allowed to expose their entire breasts, and they will come to make their exhibitions as if it were a tavern show; they will become so brazen that modesty and shame will be no more; in short they will forget the duty of nature….So, when it is permissible for the women to uncover their heads, one will say, 'Well, what harm in uncovering the stomach also?' And then after that one will plead [for] something else: 'Now if the women go bareheaded, why not also [bare] this and [bare] that?' Then the men, for their part, will break loose too. In short, there will be no decency left, unless people contain themselves and respect what is proper and fitting, so as not to go headlong overboard."

"Hence we infer that the woman has her hair given her for a covering. Should any one now object, that her hair is enough, as being a natural covering, Paul says that it is not, for it is such a covering as requires another thing to be made use of for covering it. And hence a conjecture is drawn, with some appearance of probability — that women who had beautiful hair were accustomed to uncover their heads for the purpose of showing off their beauty. It is not…"

(John Calvin's Commentary on Head Coverings)

"Jadi, jika perempuan diizinkan untuk tidak mengerudungi kepala mereka dan menunjukkan rambut mereka, mereka akhirnya akan diizinkan bahkan untuk mengekspos buah dada mereka, dan mereka akan datang untuk membuat pameran mereka seolah-olah itu acara kedai, mereka akan menjadi begitu kurang ajar, kesopanan dan rasa malu tidak akan ada lagi, dalam jangka pendek mereka akan melupakan kewajiban kodrati mereka .... Jadi, ketika diperbolehkan bagi perempuan untuk memperlihatkan kepala mereka, orang akan berkata, 'Jadi, apa salahnya untuk memperlihatkan perut juga? "Dan kemudian setelah yang satu mereka akan memohon untuk sesuatu yang lain lagi: "Sekarang jika wanita boleh berkepala telanjang, mengapa tidak juga telanjang yang ini dan telanjang yang itu?" Kemudian laki-laki, untuk bagian mereka, akan membebaskan kegoyahan mereka. Singkatnya, tidak akan ada kesopanan yang tersisa, kecuali orang yang menahan diri, dan menghormati apa yang tepat dan pas, agar tidak jatuh lebih jauh lagi.

"Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa wanita memiliki rambut yang diberikan padanya untuk tudung. Jika seseorang beranggapan bahwa rambutnya saja sudah cukup, sebagai penutup alami, Paulus mengatakan bahwa itu sekali-kali tidak, karena itu untuk menudungi kepalanya membutuhkan hal lain yang harus dimanfaatkan untuk menutupinya, …”

John Wesley (1703 - 1791)

"...if a woman is not covered -- if she will throw off the badge of subjection, ...let her, for the same reason, keep on her veil!" (Source: "John Wesley's Bible Commentary Notes - 1 Corinthians 11")

jika seorang wanita tidak berkerudung - dia akan membuang materai ketaatan, ... biarkanlah dia, untuk alasan yang sama, terus menggunakan kerudungnya! "

(sumber: http://www.facebook.com/notes/komunitas-orthodox-indonesia-gregorius-palamas/haruskah-perempuan-kristiani-itu-berkerudung-tinjauan-dari-jaman-ke-jaman/533724089995206)

1 komentar:

  1. Dear Patriarch of all Orthodox Churches of the world.
    Good Evening.
    I'm really pleased to read all comments about woman hood or head cover of Christian Women. I agree completely about that and that is also included in the beginning teachings of Apostolic Church of the apostles. May all Christian Women will use hood (head cover), so they will feel how GOD THE TRINITY (Yahweh - Yahshua - Ruach haKodesh) truly love them all the time, because they follow good teachings of THE LORD. Amen. Omein. Amin.

    BalasHapus