Oleh :
Presbyter Rm.Kirill JSL
(Omeц Кирилл Д.С.Л.)
GEREJA ORTHODOX INDONESIA
(THE INDONESIAN ORTHODOX CHURCH)
Salah
satu bentuk doa adalah berdzikir yaitu memuji dan mengingat Allah
dengan cara mendaraskan doa tasbih dengan mengulang-ulang Nama Tuhan
dengan khusyuk, penuh iman dan kasih untuk menyelam dalam hati dan
mencapai keheningan batin. Di dalam keheningan batin inilah orang akan
menemui Sang Khalik secara pribadi dan mengalami persatuan secara
mistika denganNya. Untuk mendaraskan doa-doa ini, biasanya orang
menggunakan tasbih.
Di dalam aspek esoterik agama-agama besar
dunia, doa-doa tasbih juga digunakan. Sehingga Doa Tasbih adalah sistem
doa universal sebab terdapat pada hampir semua agama-agama besar dunia.
Inilah tapak-tapak jejak kebenaran universal, yang berasal dan bersumber
dari Wahyu Umum Allah.
Para sarjana, berdasarkan riset sejarah,
setuju bahwa doa tasbih pertamakali digunakan oleh agama Hindu. Tasbih
doa agama Hindu dalam bahasa Sansekerta dinamakan “Japamala” berarti
“tasbih pendarasan”, yang menunjuk pada tasbih doa. Orang Hindu mengenal
tasbih untuk mendoakan “Doa Nama” untuk memuja-muja Tuhan. Orang Hindu
yang saleh berusaha menghafalkan seribu Nama Tuhan dalam bahasa
Sansekerta, setiap nama penuh makna dan mengungkapkan salah satu sifat
Allah.
Agama Budha mengadopsi dari agama Hindu dalam penggunaan tasbih doa yang juga disebut “Mala” atau “Japamala”.
Dalam
agama Yahudi (Yudaisme) tidak digunakan tasbih doa, tetapi menggunakan
selendang doa Yahudi yang dikenal sebagai “Tallit” termasuk didalamnya
sejumlah simpul yang sudah ditetapkan, Dengan tallit, haruslah kaum
Israel “mengingat semua perintah-perintah Tuhan” (Bil. 15:39).
Tasbih
Muslim dikenal sebagai “Misbaha” (bhs. Arab), “Tasbeeh” (bhs. Urdu)
atau “Tespih” (bhs. Albania, Turki and Bosnia). Al-Qur’an secara
berulang-ulang berbicara tentang “dzikir kepada Allah”, dengan mengingat
Allah dengan berulang-ulang mendaraskan 99 Nama yang indah dari Allah
(Al-Asma Al-Husna). Pendarasan ini sebagai suatu cara bagi mereka yang
beriman untuk memperkuat keyakinan mereka, dan menemukan ketenangan
ketika sedang dalam kesulitan besar.
Untaian biji-biji manik
yang dipakai untuk menghitung dan membantu berkonsentrasi dalam berdoa
dan memanjatkan puji-pujian kepada Allah atau tasbih dikenal juga
dihampir semua bentuk Kekristenan. Dengan biji tasbih orang menghitung
doa-doa atau mengulangi doa yang sama seperti "Tuhan kasihanilah kami",
"Salam Maria", dan sebagainya.
Memang doa dengan tasbih sama
sekali tidak memerlukan kecerdasan. Doa ini adalah doa bagi orang
sederhana. Kesederhanaan di sini khususnya kesederhanaan batin yang
dapat dimiliki tidak hanya oleh orang "kecil" tetapi juga oleh
orang-orang terkemuka maupun cerdik-cendikiawan. Ada berbagai macam
jenis tasbih Kristen. Di bawah ini dibahas secara singkat beberapa jenis
tasbih Kristen.
TASBIH KEKRISTENAN ORTHODOX YUNANI
Komboskini Yunani Berbiji 100
Tasbih
ini dalam Gereja-Gereja Orthodox dan Gereja-Gereja Katolik Ritus Timur
(Gereja Uniat) dikenal sebagai komboskini, Komboschini, Komboschoinion,
Komboschoinia, Komvoschini, Komvoschinon, Komvoschinion, Komvoschinia,
Comboschini, atau Chomboschini. Kadang-kadang tasbih ini disebut juga
sebagai ”Rosario Byzantin”. Saat ini tasbih Yunani juga tersebar secara
luas dan digunakan di Gereja Roma Katolik. Tasbih ini terbuat dari wol
hitam atau warna lain yang dipintal dan berbiji 100, ada juga yang lebih
pendek, terdiri dari 33 manik-manik. Mungkin untuk mengingat umur Yesus
dimuka bumi yaitu 33 tahun. Untuk yang berbiji 100, tidak ada
keterangan lebih lanjut mengapa berbiji 100. Komboskini ini biasanya
digunakan untuk mendaraskan "Doa Yesus" (”Doa Puja Yesus”; “Yesus
Prayer”), suatu doa yang amat sederhana sehingga bisa dipraktekkan
setiap orang tetapi juga amat dalam, sehingga mampu membawa kepada doa
yang paling murni. Doa Yesus bersandarkan pada nasehat St. Paulus Sang
Rasul untuk berdoa tak kunjung putus: “Pray without ceasing” (“berdoalah
tak kunjung putus”) (King James Version Bible, Douay-Rheims Bible dan
English Standart Version) (I Tes. 5:17) dan juga atas anjuran Tuhan
Yesus sendiri pada para muridNya: "Waspadalah dan berdoalah tak
henti-hentinya ... ". Rumusan doa ini berdasarkan seruan si buta di
Yeriko (Luk. 18:38) dan doa si pemungut cukai (Luk. 18:13), yaitu:
"Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah kasihanilah aku orang berdosa ini."
Rumusan ini juga bisa diperpendek berupa: "Tuhan kasihanilah kami",
"Kyrie Eleison" (Bahasa Yunani), "Ya, Robbu Arham" (Bahasa Arab), dan
berbagai bahasa lokal/ daerah lainnya. Bahkan rumusan ini bisa
diperpendek dengan hanya menyebut "Nama Yesus" saja. Doa ini seharusnya
diulang dengan hening, dengan tidak tergesa-gesa, sementara menarik dan
mengeluarkan napas mengikuti rumusan doa ini.
Tradisi doa ini
sudah dijumpai pada para Bapa padang gurun (pertapa hermit), yaitu pada
tradisi kerahiban di Mesir, Syria, Palestina sejak abad ke-2, walaupun
pada mulanya rumusan doa ini tidak sistematis dan sama/seragam. Di
Gunung Sinai dan Gunung Athos, para rahib memperkembangkan suatu sistem
tafakur yang utuh dan luas dengan doa yang yang sederhana ini,
dipraktekkan dengan keheningan yang mutlak. Di situlah hesykhasme, yaitu
suatu aliran spiritualitas dan Kekristenan esoteris di Gereja Orthodox
yang didasarkan atas hesykhia (keheningan) sebagai sarana untuk menjadi
terpusat pada persatuan dengan Allah dalam doa tak kunjung putus,
mendapat bentuknya yang definitif dan kemudian tersebar ke semua daerah
Orthodox.
Menurut kebiasaan yang berasal dari abad pertengahan,
doa Yesus didoakan para rahib dengan memakai tasbih komboskini, yang
diserahkan kepada mereka pada profesi mereka. Metode tafakur berdasarkan
nama Yesus ini dianggap berasal dari St. Simeon Sang Theolog Baru (949 -
1022). St. Gregorius Palamas (1296 - 1359), Bapa Gereja Agung yang
terakhir, menjadi teladan utama dari kaum hesykhas, karena perjuangannya
ia memenangkan suatu tempat yang tidak dapat dibantah untuk doa Puja
Yesus ini.
Dalam Gereja Latin, Roma Katolik, doa ini tersebar
luas berkat buku berjudul: "Kisah seorang peziarah." (The Way of
Pilgrim), dalam bahasa Indonesia diterbitkan Kanisius (Seri Sumber
Hidup). Sekarang doa ini banyak digunakan oleh Gereja Roma Katolik,
Anglikan dan Protestan, walaupun dalam bentuk yang tidak mendalam. Jadi
dalam Gereja Timur / Orthodox, sejak pada mulanya tidak pernah dikenal
Doa Rosario dengan rumusan doa Salam Maria-nya, seperti yang ada di
dalam Gereja Roma Katolik.
TASBIH KEKRISTENAN ORTHODOX RUSIA DAN GEREJA-GEREJA SLAVONIK
Chotki yang Dipintal dari Wol
Orang
Rusia menggunakan tasbih yang terdiri dari 33, 50, 100, 101, 103, 150,
300 atau 500 manik-manik atau wol hitam yang dipintal. Selain angka 33
untuk mengingat umur Yesus dimuka bumi yaitu 33 tahun, tidak ada
keterangan mengapa angkanya 50, 100, 101, 103, 150, 300 atau 500. Angka
103, terdiri dari 3 biji tasbih pembatas, untuk setiap 25 biji atau
variasi jumlah lain. Tasbih doa ini di Gereja Orthodox Rusia digunakan
untuk mendaraskan “Doa Yesus” (“Молитва Иисусова” ; “Molitva Iesusova” ;
“Yesus Prayer”). Doa Yesus ini merupakan doa batin dalam Gereja
Orthodox Rusia yang biasanya didaraskan dengan menggunakan tasbih
Orthodox yang dalam bahasa Rusia disebut “Chotki” atau ”Tchotki”
(“Чётки“), sedang dalam bahasa Serbia disebut ”Broyanitasa” atau
”Brojanica” dalam bahasa Romania disebut ”Matanie” atau ”Matanii”.
TASBIH ATAU ROSARIO SANTA BRIGITTA
Brigita
atau Birgitta adalah seorang wanita suci dari Swedia. Dia hidup sekitar
tahun 1300 - 1373. Salah satu dari delapan anaknya ialah Santa
Katarina. Tasbihnya terdiri dari 63 butir atau 63 kali Salam Maria.
Setelah tujuh kali Salam Maria lalu diselingi satu Credo atau Aku
Percaya.
Mengapa 63 ? Menurut ceritera, Santa Maria meninggal pada usia 63 tahun.
TASBIH ATAU ROSARIO ORDO SERVORUM
Tasbih atau Rosario Ordo Servorum
Ordo
Servorum adalah Serikat Biarawan imam atau disebut Pengabdi Maria.
Tasbih Ordo ini terdiri dari 49 butir, atau 7 X 7 Salam Maria. Setiap
tujuh kali Salam Maria lalu diselingi dengan satu kali Bapa Kami. Dasar
hitungan tujuh kali tersebut ialah ketujuh duka cita Maria, yang
digunakan bahan renungan waktu berdoa rosario.
TASBIH ATAU ROSARIO ROMA KATOLIK
Rosario Roma Katolik
Dikenal
juga sebagai rosario. Dalam abad ke XI ada tradisi mendoakan seorang
yang meninggal oleh imam-imam dengan doa Nabi Daud yaitu 150
mazmur-mazmur atau psalm. Orang awam lalu berdoa 150 Bapa Kami. Untuk
menghitungnya digunakan suatu untaian manik-manik terdiri dari 150
butir. Sedang biarawati di Inggris berdoa 150 Salam Maria. Biasanya 150
mazmur dibagi menjadi tiga bagian menjadi 3 X 50. Pembagian ini
diterapkan juga pada Bapa Kami dan Salam Maria, setiap bagian menjadi 50
kali Bapa Kami atau 50 Salam Maria. Perkembangan lebih lanjut ialah doa
50 X Salam Maria itu diselingi oleh Bapa Kami dan Kemuliaan, lalu
menjadi 10 Salam Maria, satu kali Bapa Kami dan satu kali Kemuliaan,
seperti kita kenal sekarang. Dan doa rosario ini mulai dikenal umum
sejak abad ke XVI.
TASBIH ATAU ROSARIO PROTESTAN EPISKOPAL ANGLIKAN
Rosario Angklikan
Tasbih
doa Anglikan yang disebut juga ”Rosario Anglikan” digunakan untuk
bentuk doa tasbih yang relatif baru, yang merupakan gabungan doa tasbih
Doa Yesus dari Orthodox dan doa tasbih Rosario Roma Katolik. Inilah Doa
tasbih Anglikan (Anglican Prayer Beads), yaitu bentuk doa kontemplatif
dalam gereja Anglikan. Tasbih Anglikan menggunakan tiga puluh tiga
manik-manik yang dirancang oleh Rev. Lynn Bauman pada pertengahan
tahun1980-an, melalui penyelidikan penuh doa dan penemuan kelompok doa
kontemplatif. Jumlah manik 33 menunjukkan jumlah tahun Yesus hidup di
bumi.
TASBIH PROTESTAN FRALSARKRANSEN ATAU KRISTUSKRANSEN
Tasbih Frälsarkransen atau Kristuskransen
Tasbih
Frälsarkransen adalah tasbih doa yang digunakan oleh gereja Protestan
Lutheran. Tasbih ini dirancang oleh Martin Lönnebo, seorang uskup
emeritus Lutheran di Swedia, pada pertengahan tahun 1990an.
Ia
menamakannya tasbih atau rosario "Frälsarkransen", yang berarti
”Rangkaian bunga Kristus berbentuk lingkaran” ("The Wreath of Christ",
nama ini dalam bahasa Norway dan Denmark adalah "Kristuskransen"). Ia
ingin menekankan arti dari keheningan dalam doa. Berdoa tidak hanya
berbicara dalam kata-kata, tetapi juga hadir di hadapan Allah, dengan
tangan dan pendengaran kosong. Hanya hadir. Memandang dan menyentuh
dengan menggerakkan/mendorong perlahan manik-manik untuk berkonsentrasi
dan mengingat sesuatu yang paling penting di dalam hidup.
Manik-manik
"The Wreath of Christ" mempunyai banyak arti, mengandung banyak
gambaran dan rahasia. Setiap satu manik menceritakan sesuatu tentang
Allah dan tentang kita. Di manik-manik dari doa, orang dapat juga
melihat hidup dari Kristus dari Betlehem – melalui Gurun Pasir – ke
bukit dari kotbah “jangan kuatir” – melalui perjamuan akhir – menuju
salib dan kubur kosong di taman – pagi sukacita kebangkitan.
Manik-manik
tasbih Frälsarkransen menggunakan berbagai bentuk dan warna: manik
warna keemasan “Allah”, manik-manik berbentuk oval tidak berwarna
“Keheningan”, manik-manik - ”Ku” berbentuk mutiara kecil, manik putih
“Baptisan”, manik berwarna “Gurun pasir”, manik merah “Pengorbanan”,
manik-manik seperti mutiara kecil “Rahasia-rahasiaku”, manik hitam
“Kegelapan”, manik putih “Kebangkitan”. Semuanya ada 18 manik-manik.
REFERENSI
1.
Christine Huda Dodge. Memahami Segalanya Tentang Islam (The Everything
Understanding Islam Book). Karisma Publishing Group. Batam Centre. 2004.
2.
Majalah Ave Maria. No. 19. Br. Tethard. Macam-macam Tasbih. Mulanya
Sebagai Pengganti Mazmur. Diterbitkan oleh Marian Center Indonesia.
Jakarta. Januari 1999.
3. Majalah Ave Maria. No. 22. Dari Soul.
Doa Salam Maria. Terdiri dari tiga bagian: Salam Malaikat, kata-kata
Elisabeth dan tambahan Gereja. Diterbitkan oleh Marian Center Indonesia.
Jakarta. Juli 1999.
4. Mother Alexandra (H.R.H. Princess Ileana
of Romania) of the Holy Transfiguration Monastery. Introduction To The
Jesus Prayer. Light and Life Publishing Company. Minneapolis, Minnesota
55426. 1997.
5. Anglican Prayer Beads. A Form of Contemplative Prayer: http://www.kingofpeace.org/prayerbeads.htm
6. Frälsarkransen - The Wreath of Christ/Pearls of Life - Lutheran rosary: http://www.rukoushelmet.net/English.htm
7. From Wikipedia, the free encyclopedia: Prayer beads.
(sumber: http://terangdaritimur.blogspot.com/2009/12/macam-macam-tasbih-kristen.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar